Budaya 'Gila Kerja' yang Ditinggalkan Generasi Muda Jepang
02 May 2024 - oleh : KarirJepang.id
Masyarakat Jepang identik dengan gila kerja. Namun belakangan, hal itu berubah di kalangan generasi muda.
Gila kerja seolah jadi budaya di Jepang demi mengejar jenjang karir. Budaya gila kerja ini menimbulkan risiko di mana memicu kematian yang populer disebut karoshi.
Baca artikel detikjabar, "Budaya 'Gila Kerja' yang Ditinggalkan Generasi Muda Jepang" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/berita/d-7314468/budaya-gila-kerja-yang-ditinggalkan-generasi-muda-jepang.
Namun, usai pandemi COVID-19, budaya tersebut seolah meredup. Dilansir dari detikHealth, sikap para pekerja khususnya generasi muda mulai menerapkan pola seimbang.
Berdasarkan survei yang dilakukan Japan Research Institute, saat ini hanya 30 persen anak muda Jepang yang masih menganggap mengejar jenjang karir di perusahaan adalah suatu hal yang penting.
Sedangkan data pemerintah menyebutkan bila bekerja dengan waktu 60 jam sepekan pada 2022 sebesar 9 persen kini turun setengahnya.
Seorang pekerja muda bernama Yuki Sato di Jepang menuturkan meskipun dia ingin menerapkan keseimbangan kerja, namun hal itu sulit terjadi di hari biasa.
Pria yang bekerja sebagai humas di sebuah perusahaan raksasa Jepang, Kao ini mengaku bekerja lembur dua setengah jam setiap hari.
"Saya pulang kerja, saya lelah, jadi saya tidur. Biasanya seperti ini," kata pria 24 tahun itu.
Sato lulus pada tahun 2022. Saat itu kondisi sedang masa pemulihan pascapandemi.
"Kami tiba-tiba tidak diperbolehkan melakukan apa pun. Gaji tidak lagi masuk. Sesuatu bisa runtuh. Stabilitas hilang. Upah mungkin turun dan naik. Harga bisa turun dan naik," katanya.
Pandemi memang mengubah segala sesuatu di Jepang. Termasuk budaya pesta minum-minum setelah bekerja. Banyaknya bar yang tutup selama waba Corona memang mempercepat peralihan budaya di kalangan pekerja muda.
Para pekerja muda termasuk Sato kini lebih banyak bersosialisasi dengan rekan-rekannya di jam makan siang. Hal ini juga untuk mengembangkan keterampilannya.
"Kami ingin menikmati sekarang, melakukan apa yang ingin kami lakukan sekarang," tambahnya. "Gaya hidup telah beragam," katanya.
Sumber ;
https://www.detik.com/