Jepang Alami Bulan Juni Terpanas Sepanjang Sejarah
03 Jul 2025 - oleh : KarirJepang.id
Jepang mengalami bulan Juni terpanas sejak pencatatan dimulai, demikian disampaikan Badan Meteorologi Jepang pada hari Selasa, seiring perubahan iklim yang memicu gelombang panas ekstrem di seluruh dunia.
“Suhu rata-rata bulanan di Jepang pada bulan Juni adalah yang tertinggi untuk bulan tersebut sejak pencatatan dimulai pada tahun 1898,” kata Badan Meteorologi Jepang.
Dengan sistem tekanan tinggi yang kuat bertahan di wilayah Jepang selama Juni, suhu rata-rata bulanan tercatat 2,34 derajat Celsius lebih tinggi dari nilai standar, menurut keterangan badan tersebut.
Suhu air laut di sekitar pesisir Jepang juga tercatat 1,2 derajat Celsius lebih tinggi dari biasanya, menyamai rekor tertinggi sebelumnya pada Juni 2024 sejak pencatatan dimulai pada tahun 1982.
Badan tersebut juga memberikan peringatan yang kini sudah menjadi hal rutin bagi warga Jepang: “Bulan depan diperkirakan akan terus mengalami cuaca panas ekstrem di seluruh negeri.”
Pengumuman ini datang ketika para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim akibat ulah manusia membuat gelombang panas semakin intens, sering terjadi, dan meluas.
Saat ini, gelombang panas ekstrem tengah melanda wilayah Eropa, dari Prancis hingga Yunani. Sementara itu, serikat pesepakbola internasional FIFPro telah mengajukan permintaan agar waktu istirahat paruh waktu diperpanjang pada Piala Dunia tahun depan untuk mengurangi dampak panas ekstrem.
Ahli meteorologi Jepang sendiri memperingatkan agar tidak secara langsung mengaitkan kondisi cuaca tertentu — seperti kenaikan suhu dalam jangka waktu singkat — dengan perubahan iklim. Namun, mereka telah mengamati adanya perubahan iklim dalam jangka panjang yang menyebabkan fenomena cuaca tidak menentu.
Jepang sendiri masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil impor dan dianggap memiliki campuran energi paling "kotor" di antara negara-negara G7, menurut para aktivis lingkungan.
Pemerintah Jepang telah berjanji untuk mengurangi emisi karbon sebesar 60 persen pada tahun 2035 dan 73 persen pada tahun 2040 dibandingkan dengan tingkat tahun 2013, dengan target akhir mencapai netralitas karbon pada tahun 2050.
Musim panas di Jepang tahun lalu juga tercatat sebagai yang terpanas dalam sejarah, menyamai rekor tahun 2023. Setelah itu, musim gugur tahun lalu juga menjadi yang terhangat sejak pencatatan dimulai 126 tahun lalu.
Para ahli bahkan memperingatkan bahwa pohon sakura yang sangat dicintai di Jepang kini mulai berbunga lebih awal akibat pemanasan iklim — atau bahkan tidak mekar sepenuhnya karena musim gugur dan musim dingin tidak cukup dingin untuk memicu pembungaan.
Salju di puncak Gunung Fuji yang terkenal pun tidak tampak selama periode terlama yang pernah tercatat tahun lalu — baru muncul pada awal November, dibandingkan rata-rata kemunculan biasanya pada awal Oktober.
Pekan lalu, musim hujan di wilayah barat Jepang berakhir pada tanggal paling awal yang pernah tercatat — sekitar tiga minggu lebih awal dari biasanya.
Topan-topan dahsyat di musim panas telah menyebabkan banjir besar di berbagai wilayah Jepang, sementara gelombang panas ekstrem mengakibatkan serangan panas (heatstroke) yang mematikan, terutama di kalangan lansia.
Musim dingin yang makin kering meningkatkan risiko kebakaran hutan. Awal tahun ini, wilayah utara Ofunato mengalami kebakaran hutan terbesar di Jepang dalam tiga dekade terakhir.
Pada saat yang sama, beberapa wilayah lainnya justru mengalami curah salju yang memecahkan rekor, menyebabkan kecelakaan fatal, gangguan lalu lintas, dan peningkatan risiko longsoran salju.
Sumber;
https://japantoday.com/