Pemerintah Metropolitan Tokyo berencana memperkenalkan sistem kerja empat hari dalam seminggu mulai April tahun depan sebagai bagian dari reformasi gaya kerja.

Dalam pidato kebijakannya di sesi reguler Majelis Metropolitan Tokyo, Gubernur Yuriko Koike menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam gaya kerja, terutama bagi perempuan. Ia menekankan bahwa fleksibilitas ini dirancang agar perempuan tidak perlu mengorbankan karier mereka karena peristiwa hidup seperti melahirkan atau mengasuh anak.

Selain itu, kebijakan baru lainnya akan memungkinkan orang tua yang memiliki anak di kelas satu hingga tiga sekolah dasar untuk bisa pulang lebih awal agar bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak mereka, dengan pemotongan gaji yang sedikit.

Beberapa daerah lain di Jepang juga mengadopsi kebijakan serupa. Prefektur Miyagi, misalnya, berencana memperluas opsi kerja empat hari seminggu untuk seluruh pegawai prefektur pada tahun fiskal 2026.

Prefektur Ibaraki, Chiba, dan Kota Kuji di Prefektur Iwate juga telah mulai mengimplementasikan kebijakan serupa untuk mendukung pengasuhan anak, perawatan, dan pelatihan ulang, sekaligus menarik lebih banyak pelamar kerja.

Sumber: The Japan Times & Japanesestation | Foto: Kapinon.studio/Shutterstock